Archive for 2013
Profesor VS Pelaut
Ada kisah mengenai pelaut tua dan seorang professor. Ini terjadi
di zaman ketika orang orang masih bepergian dari satu Negara ke Negara lain
menggunakan kapal laut, sebelum era penerbangan murah seperti zaman sekarang.
Profesor ini hendak pergi dari Sidney ke San fransisco utk memberikan kuliah
tamu.
Pada malam pertama di atas kapal, usai bertolak dari Sydney,
Profesor barusan mendapat makan malam luar biasa menyenangkan di aula
perjamuan, lalu ia pergi ke dek untuk menghirup udara segar laut. Ketika
berjalan di dek, ia melihat seorang pelaut tua yg tengah bersandar di pinggiran
kapal, menatap ke samudra di bawahnya.
Ia memutuskan untuk bercakap cakap dgn pelaut ini, karena meski
kelihatannya pekerjaan sebagai pelaut ini sederhana, namun pria ini pasti telah
mengarungi samudra selama waktu yg sangat lama. Pasti ia telah mempelajari
sesuatu yg berguna. Professor selalu ingin meningkatkan limpahan pengetahuannya
yang ia pikir sebagai makna hidupnya. Ia menghampiri pelaut itu dan berkata,”
Pak tua, sudah berapa lama Anda melaut?”
Pelaut menjawab,” Sejak masih bocah, sekitar umur tiga belas,” Luar biasa!” kata Profesor,”Anda pasti tahu bahwa di lautan yg kita arungi ini ada begitu banyak kehidupan. Sebagai pelaut yg telah banyak makan asam garam, Anda pasti pakar dalam ilmu biologi kelautan, mengenai semua hewan yg menggantungkan hidupnya pada samudra di bawah kita ini, berikut semua arus dan terumbu karangnya. Mari kita berbincang mengenai oceanologi, ilmu kelautan.”
Pelaut menjawab,” Sejak masih bocah, sekitar umur tiga belas,” Luar biasa!” kata Profesor,”Anda pasti tahu bahwa di lautan yg kita arungi ini ada begitu banyak kehidupan. Sebagai pelaut yg telah banyak makan asam garam, Anda pasti pakar dalam ilmu biologi kelautan, mengenai semua hewan yg menggantungkan hidupnya pada samudra di bawah kita ini, berikut semua arus dan terumbu karangnya. Mari kita berbincang mengenai oceanologi, ilmu kelautan.”
Pelaut bingung,” Haa? Emang laut ada ilmunya?”
“Apa?! “seru professor,” bertahun tahun di laut anda tidak pernah
membaca buku atau belajar mengenai isi samudra di bawah Anda?”
“Nggak lho” kata pelaut.”Anda sudah menyia nyiakan waktu Anda!”
tukas professor seraya melangkah pergi dgn rasa kesal pada pria tua ini yang
telah menghabiskan hidupnya di samudera tanpa pernah mempelajari mengenainya..
Besok malamnya, professor mendapat makan malam yg sangat lezat
lagi sehingga hatinya sangat baik. Jadi ketika ia berjalan di dek utk kedua
kalinya, lagi lagi si pelaut tua sedang berjaga di sana. Kali ini si pelaut
sedang memandangi bintang bintang.
Kebetulan pula bahwa ini pun salah satu hobi professor :
astronomi. Ia berpikir,”Ah , sudahlah. Pria tua malang ini mungkin tidak tahu
banyak mengenai oceanologi, namun ia pasti tahu mengenai astronomi.Di zaman sebelum ada GPS, begitulah cara kita
mengarungi lautan tanpa tersesat- dengan panduan bintang. Maka ia mendekati
pelaut tua itu,”saya minta maaf soal kemarin malam. Anda mungkin tidak banyak
tahu mengenai oceanologi, namun berani taruhan Anda pasti tahu mengenai
astronomi, yg kebetulan hobi saya juga. Coba lihat rasi bintang Beruang Besar
disana!”
Pelaut itu terkesiap,”Beruang Besar apaan?” Itu! Bintang itu… di
langit utara sana!” tunjuk professor,” Anda pasti tahu astronomi, itu kan yg
memandu arah kapal kita!”Pelaut bingung,”Saya tidak tahu Anda omong apa.Kapten
yg tahu soal beginian, bukan saya.”Apa?!” lengking Profesor,”Bertahun tahun di laut, melihat langit di
atas, Anda tidak pernah peduli belajar astronomi? Anda menyia nyiakan hidup
saja !” Profesor pun melangkah dengan muak.
Pada malam ketiga, koki membuat makan malam yg luar biasa lezat,
sehingga membuat suasana hati professor itu begitu nyaman. Ketika ia pergi ke
dek, malam itu begitu indah, udara laut sepoi, semerbak, segar, sampai professor
membatin,” Ya, sudahlah, aku akan memberinya kesempatan lagi.” Rupanya ia
adalah professor di bidang meteorologi.
Ia menyadari bahwa para pelaut mungkin tidak tahu soal ilmu
kelautan atau ilmu perbintangan, namun mereka pasti tahu soal cuaca. Sebab cuaca
meliputi pola dan tenaga angin yang mendorong kapal, serta mengenai badai yang
bisa menenggelamkan kapal, jadi cuaca pasti mutlak dipahami pelaut tua ini.
Ia menghampirinya dan berkata,” Maafkan saya. Sungguh saya minta
maaf. Perangai saya jelek sekalu dua malam terakhir ini. Saya telah salah
menilai Anda. Anda mungkin tak tahu menahu soal oceanologi atau astronomi, tapi
saya yakin Anda pasti tahu soal meteorology, mengenai angin, cuaca yang bisa
menghancurkan atau mendorong kapal ini ke tujuan.”
“meteor apa?! Kata pelaut.”Angin dan badai..” curiga
professor.”saya tidak tahu apa apa. Saya Cuma pelaut biasa.” Ujar pelaut dengan
lugunya. Murkalah professor,”Apaaaa?! Tolol! Dungu!Begoo! Bertahun tahun di
laut! Betapa sia sianya! Kau sia siakan seluruh hidupmu! Profesor pergi dan
bersumpah tak akan pernah bicara dengan orang bodoh itu lagi.”
Malam keempat di laut, ia tidak hadir ke aula perjamuan untuk
makan malam karena malam itu samudra mengamuk. Professor mabuk laut, menaruh
apa pun dalam perutnya hanya akan langsung keluar lagi, jadi ia istirahat saja
dalam kabinnya.
Malam makin larut, badai makin parah. Ia sampai bisa merasakan
kapal makin bergoyang. Ia bisa merasakan gelombang laut menampar kapal dari
jendela kabin. Sungguh cuaca malam itu sangat buruk. Ketika badai mencapai
puncaknya pada tengah malam. Ia mendengar suara tabrakan, dentuman besar! Ia
merasa takut. Setelah bunyi keras itu, sesaat hanya ada keheningan, diikuti
suara orang berlarian dan kegaduhan di luar pintu kabinnya. Panik, ia membuka
pintu dan coba tebak siapa yang sedang berlari di luar sana?
Si pelaut tua. Si pelaut tua itu berhenti sesaat, berpaling
kearah professor dan berkata,”Pak professor, selama bertahun tahun Anda hidup,
pernahkah Anda belajar berenang?”” Emm… tidak ada…” lirih professor.”Sia sia
sekali hidup Anda ! Kapal ini akan tenggelam!” seru pelaut.”Wahai professor tua
tolol, boleh saja belajar astronomi, oceanologi, atau meteorology, tapi yang
paling penting untuk diketahui seorang pelaut adalah cara berenang.”
Friends.. hal yang paling penting diketahui dalam hidup, bukanlah
mengetahui soal elektronika, mobil, teknologi TAPI bagaimana menjaga kepala
tetap di atas permukaan air di dalam arus dan gelombang ketidakpastian hidup.
Sudahkah kamu belajar berenang semisal kapalmu tenggelam? Ketika kamu kehilangan seluruh
hartamu, bursa saham jatuh,
ditinggalkan pasangan, ditinggal mati orang tersayang? Jika belum, maka kecewa
dan duka akan meneggelamkanmu.
Hmmm.. Lalu apa sih yang dimaksud “berenang”???
Mengetahui bagaimana cara untuk peduli, berwelas asih, mengetahui apa yang benar-benar penting dalam hidupmu. Pada saat itu, kamu tidak akan pernah
tenggelam.
Arti kehidupan akan kita rasakan saat kepedulian dan
keikhlasan kita lakukan. Coba aja deh friends !!!
-----Cinta kasih dan welas asih ini adalah apa yang membuka pintu
hati menuju kenyataan antara
kehidupan dan kematian-----
http://iphincow.com/tag/cerita-motivasi/
Pemenang Kehidupan
INI KISAH TENTANG ARTI PEMENANG KEHIDUPAN
Suatu hari, dua orang sahabat menghampiri sebuah lapak untuk
membeli buku dan majalah. Penjualnya ternyata melayani dengan buruk. Mukanya
pun cemberut. Orang pertama jelas jengkel menerima layanan seperti itu. Yang
mengherankan, orang kedua tetap enjoy, bahkan bersikap sopan kepada penjual
itu. Lantas orang pertama itu bertanya kepada sahabatnya, “Hei. Kenapa kamu
bersikap sopan kepada penjual yang menyebalkan itu?”
Sahabatnya menjawab, “Lho, kenapa aku harus mengizinkan dia
menentukan caraku dalam bertindak? Kitalah sang penentu atas kehidupan kita,
bukan orang lain.”
“Tapi dia melayani kita dengan buruk sekali,” bantah orang
pertama. Ia masih merasa jengkel.
“Ya, itu masalah dia. Dia mau bad mood, tidak sopan, melayani
dengan buruk, dan lainnya, toh itu enggak ada kaitannya dengan kita. Kalau kita
sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur dan mempengaruhi hidup
kita. Padahal kitalah yang bertanggung jawab atas diri sendiri.”
Friends, terkadang
tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang lain kepada kita ibaratnya
hukum timbal baliklah yang sangat berlaku. Kalau mereka melakukan hal yang buruk, kita
akan membalasnya dengan hal yang lebih buruk lagi. Kalau mereka tidak sopan,
kita akan lebih tidak sopan lagi. Kalau orang lain pelit terhadap kita, kita
yang semula pemurah tiba-tiba jadi sedemikian pelit kalau harus berurusan
dengan orang itu.
Coba pikirkan
kembali, mengapa tindakan yang kita lakukan dipengaruhi oleh orang
lain??? Mengapa untuk berbuat
baik saja, kita harus menunggu diperlakukan dengan baik oleh orang lain dulu??? Jangan biarkan sikap
buruk orang lain kepada kita menentukan cara kita bertindak!! Pilih untuk tetap berbuat baik, sekalipun
menerima hal yang tidak baik bahkan yang tidak kamu sukai sekalipun.^^
“Pemenang kehidupan” adalah orang yang tetap sejuk di tempat
yang panas, yang tetap manis di tempat yang sangat pahit, yang tetap merasa
kecil meskipun telah menjadi besar, serta tetap tenang di tengah badai yang
paling hebat.
JADILAH PEMENANG DARI KEHIDUPAN DENGAN MENJADI PEMANIS
DALAM KEHIDUPAN ORANG LAIN
Keistimewaan Wanita
Seorang anak yang sudah remaja bertanya pada ayahnya.
Anak : “Ayah, mengapa seorang wanita itu sangat mudah menangis?”
Ayah : “Seorang wanita itu mudah menangis karena Allah
menciptakan bahu yang cukup kuat untuk menopang dunia, namun harus cukup lembut
untuk memberi kenyamanan!”
Anak : “Menopang dunia?”
Ayah : “Iya, karena wanita memiliki peranan sangat penting di
dunia ini!”
Anak : “Bisa ayah jelaskan apa yang istimewa dari seorang
wanita?”
Ayah : “Allah memberikan kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak, dan menerima penolakan yang sering datang dari anak-anaknya. Allah memberi kekerasan untuk membuatnya tegar saat orang lain menyerah, namun dia mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh.”
Ayah : “Allah memberikan kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak, dan menerima penolakan yang sering datang dari anak-anaknya. Allah memberi kekerasan untuk membuatnya tegar saat orang lain menyerah, namun dia mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh.”
Anak : “Seistimewa itu yah.?”
Ayah : “Bukan hanya itu, Allah juga memberikan kepekaan untuk
mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan. Bahkan ketika anak-anaknya
bersikap sangat menyakiti hatinya.”
Anak : “Ternyata wanita itu sungguh luar biasa ya, ayah?!”
Ayah : “Masih ada lagi keistimewaan yang dimilik seorang
wanita.”
Anak : “Apa itu yah?”
Ayah : “Allah memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam
kegagalan dan melengkapi tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya. Allah
memberi kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa suami yang baik tak akan pernah
menyakiti istrinya. Tetapi kadang menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya
untuk berada di sisi suaminya tanpa ragu.”
Anak : “Lalu bagaimana dengan lelaki?”
Ayah : “Lelaki harus membuat wanita merasa nyaman dan
terlindungi saat berada disampingnya. Jangan pernah membuat hati wanita
terluka, jika lelaki berniat mempermainkan wanita, ingatlah pengorbanan wanita
yang telah melahirkannya.”
Friends.. wanita itu benar-benar istimewa yaa..!! Buat
kaum adam, jangan pernah menyakiti kaum hawa baik dalam sikap maupun ucapan.
Buat kaum hawanya sendiri juga harus berusaha jadi seperti dikisah itu donk!!
OKE^^ SEPAKAT YAA..
KEBIASAAN
Di Tiongkok pada zaman dahulu kala, hidup seorang panglima perang
yang terkenal karena memiliki keahlian memanah yang tiada tandingannya. Suatu
hari, sang panglima ingin memperlihatkan keahliannya memanah kepada rakyat.
Lalu diperintahkan kepada prajurit bawahannya agar menyiapkan papan sasaran
serta 100 buah anak panah.
Setelah
semuanya siap, kemudian Sang Panglima memasuki lapangan dengan penuh percaya
diri, lengkap dengan perangkat memanah di tangannya.
Panglima mulai
menarik busur dan melepas satu persatu anak panah itu ke arah sasaran. Rakyat
bersorak sorai menyaksikan kehebatan anak panah yang melesat! Sungguh luar
biasa! Seratus kali anak panah dilepas, 100 anak panah tepat mengenai sasaran.
Dengan wajah
berseri-seri penuh kebanggaan, panglima berucap, "Rakyatku, lihatlah
panglimamu! Saat ini, keahlian memanahku tidak ada tandingannya. Bagaimana
pendapat kalian?"
Di antara
kata-kata pujian yang diucapkan oleh banyak orang, tiba-tiba seorang tua
penjual minyak menyelutuk, "Panglima memang hebat ! Tetapi, itu hanya
keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih."
Sontak panglima
dan seluruh yang hadir memandang dengan tercengang dan bertanya-tanya, apa
maksud perkataan orang tua penjual minyak itu. Tukang minyak menjawab,
"Tunggu sebentar!" Sambil beranjak dari tempatnya, dia mengambil
sebuah uang koin Tiongkok kuno yang berlubang di tengahnya. Koin itu diletakkan
di atas mulut botol guci minyak yang kosong. Dengan penuh keyakinan, si penjual
minyak mengambil gayung penuh berisi minyak, dan kemudian menuangkan dari atas
melalui lubang kecil di tengah koin tadi sampai botol guci terisi penuh.
Hebatnya, tidak ada setetes pun minyak yang mengenai permukaan koin tersebut!
Panglima dan
rakyat tercengang. Mereka bersorak sorai menyaksikan demonstrasi
keahlian si penjual minyak. Dengan penuh kerendahan hati, tukang minyak membungkukkan
badan menghormat di hadapan panglima sambil mengucapkan kalimat bijaknya,
"Itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih! Kebiasaan
yang diulang terus menerus akan melahirkan keahlian."
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Friends
dari
cerita tadi, kita bisa mengambil satu hikmah yaitu, “Betapa luar
biasanya kekuatan kebiasaan. Habit is power!”
Hasil dari
kebiasaan yang terlatih dapat membuat sesuatu yang sulit menjadi mudah dan apa
yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Friends..
memperoleh
kesuksesan dalam kehidupan, memang membutuhkan karakter
sukses. Dan karakter sukses hanya bisa dibentuk
melalui kebiasaan-kebiasaan seperti berpikir positif, antusias, optimis,
disiplin, integritas, tanggung jawab, & lain sebagainya.
Mari kita siap
melatih, memelihara, dan mengembangkan kebiasaan berpikir sukses dan bermental
sukses secara berkesinambungan. Sehingga, karakter sukses yang telah terbentuk
akan membawa kita pada puncak kesuksesan di setiap perjuangan kehidupan kita.
---Sekali lagi: “Kebiasaan
yang diulang terus menerus, akan melahirkan keahlian!”--- Di Tiongkok pada zaman dahulu kala, hidup seorang panglima perang
yang terkenal karena memiliki keahlian memanah yang tiada tandingannya. Suatu
hari, sang panglima ingin memperlihatkan keahliannya memanah kepada rakyat.
Lalu diperintahkan kepada prajurit bawahannya agar menyiapkan papan sasaran
serta 100 buah anak panah.
Setelah
semuanya siap, kemudian Sang Panglima memasuki lapangan dengan penuh percaya
diri, lengkap dengan perangkat memanah di tangannya.
Panglima mulai
menarik busur dan melepas satu persatu anak panah itu ke arah sasaran. Rakyat
bersorak sorai menyaksikan kehebatan anak panah yang melesat! Sungguh luar
biasa! Seratus kali anak panah dilepas, 100 anak panah tepat mengenai sasaran.
Dengan wajah
berseri-seri penuh kebanggaan, panglima berucap, "Rakyatku, lihatlah
panglimamu! Saat ini, keahlian memanahku tidak ada tandingannya. Bagaimana
pendapat kalian?"
Di antara
kata-kata pujian yang diucapkan oleh banyak orang, tiba-tiba seorang tua
penjual minyak menyelutuk, "Panglima memang hebat ! Tetapi, itu hanya
keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih."
Sontak panglima
dan seluruh yang hadir memandang dengan tercengang dan bertanya-tanya, apa
maksud perkataan orang tua penjual minyak itu. Tukang minyak menjawab,
"Tunggu sebentar!" Sambil beranjak dari tempatnya, dia mengambil
sebuah uang koin Tiongkok kuno yang berlubang di tengahnya. Koin itu diletakkan
di atas mulut botol guci minyak yang kosong. Dengan penuh keyakinan, si penjual
minyak mengambil gayung penuh berisi minyak, dan kemudian menuangkan dari atas
melalui lubang kecil di tengah koin tadi sampai botol guci terisi penuh.
Hebatnya, tidak ada setetes pun minyak yang mengenai permukaan koin tersebut!
Panglima dan
rakyat tercengang. Mereka bersorak sorai menyaksikan demonstrasi
keahlian si penjual minyak. Dengan penuh kerendahan hati, tukang minyak membungkukkan
badan menghormat di hadapan panglima sambil mengucapkan kalimat bijaknya,
"Itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih! Kebiasaan
yang diulang terus menerus akan melahirkan keahlian."
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Friends
dari
cerita tadi, kita bisa mengambil satu hikmah yaitu, “Betapa luar
biasanya kekuatan kebiasaan. Habit is power!”
Hasil dari
kebiasaan yang terlatih dapat membuat sesuatu yang sulit menjadi mudah dan apa
yang tidak mungkin menjadi mungkin.
Friends..
memperoleh
kesuksesan dalam kehidupan, memang membutuhkan karakter
sukses. Dan karakter sukses hanya bisa dibentuk
melalui kebiasaan-kebiasaan seperti berpikir positif, antusias, optimis,
disiplin, integritas, tanggung jawab, & lain sebagainya.
Mari kita siap
melatih, memelihara, dan mengembangkan kebiasaan berpikir sukses dan bermental
sukses secara berkesinambungan. Sehingga, karakter sukses yang telah terbentuk
akan membawa kita pada puncak kesuksesan di setiap perjuangan kehidupan kita.
---Sekali lagi: “Kebiasaan
yang diulang terus menerus, akan melahirkan keahlian!”---
Terhormat
Suatu hari, tampak seorang
pemuda tergesa-gesa memasuki sebuah restoran karena kelaparan sejak pagi belum
sarapan. Setelah memesan makanan, seorang anak penjaja kue menghampirinya,
"Om, beli kue Om, masih hangat dan enak rasanya!"
"Tidak Dik, saya mau
makan nasi saja," kata si pemuda menolak.
Sambil tersenyum si anak
pun berlalu dan menunggu di luar restoran.
Melihat si pemuda telah
selesai menyantap makanannya, si anak menghampiri lagi dan menyodorkan kuenya.
Si pemuda sambil beranjak ke kasir hendak membayar makanan berkata, "Tidak
Dik, saya sudah kenyang."
Sambil terus mengikuti si
pemuda, si anak berkata, "Kuenya bisa dibuat oleh-oleh pulang, Om."
Dompet yang belum sempat
dimasukkan ke kantong pun dibukanya kembali. Dikeluarkannya dua lembar ribuan
dan ia mengangsurkan ke anak penjual kue. "Saya tidak mau kuenya. Uang ini
anggap saja sedekah dari saya."
Dengan senang hati
diterimanya uang itu. Lalu, dia bergegas ke luar restoran, dan memberikan uang
pemberian tadi kepada pengemis yang berada di depan restoran.
Si pemuda memperhatikan
dengan seksama. Dia merasa heran dan sedikit tersinggung. Ia langsung menegur,
"Hai adik kecil, kenapa uangnya kamu berikan kepada orang lain? Kamu
berjualan kan untuk mendapatkan uang. Kenapa setelah uang ada di tanganmu,
malah kamu berikan ke si pengemis itu?"
"Om, saya mohon maaf.
Jangan marah ya. Ibu saya mengajarkan kepada saya untuk mendapatkan uang dari
usaha berjualan atas jerih payah sendiri, bukan dari mengemis. Kue-kue ini
dibuat oleh ibu saya sendiri dan ibu pasti kecewa, marah, dan sedih, jika saya
menerima uang dari Om bukan hasil dari menjual kue. Tadi Om bilang, uang
sedekah, maka uangnya saya berikan kepada pengemis itu."
Si pemuda merasa takjub
dan menganggukkan kepala tanda mengerti. "Baiklah, berapa banyak kue yang
kamu bawa? Saya borong semua untuk oleh-oleh." Si anak pun segera
menghitung dengan gembira.
Sambil menyerahkan uang si
pemuda berkata, "Terima kasih Dik, atas pelajaran hari ini. Sampaikan
salam saya kepada ibumu."
Walaupun tidak mengerti
tentang pelajaran apa yang dikatakan si pemuda, dengan gembira diterimanya uang
itu sambil berucap, "Terima kasih, Om. Ibu saya pasti akan gembira sekali,
hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi kehidupan kami."
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Friends.. Ini merupakan
salah satu ilustrasi tentang sikap perjuangan hidup yang POSITIF dan
TERHORMAT. Meski mereka miskin harta, tetapi mereka kaya mental !! Menyikapi kemiskinan bukan dengan mengemis dan minta belas
kasihan dari orang lain. Tapi dengan bekerja keras, jujur, dan membanting
tulang.
---Jika setiap
manusia mau melatih dan mengembangkan kekayaan mental di dalam menjalani
kehidupan ini, lambat atau cepat kekayaan mental yang telah kita miliki itu
akan mengkristal menjadi karakter, dan karakter itulah yang akan menjadi embrio
dari kesuksesan sejati yang mampu kita ukir dengan gemilang---
Menjadi Pelita

Orang buta itu terbahak berkata: “Buat apa saya bawa pelita? Kan
sama saja buat saya! Saya bisa pulang kok.”
Dengan lembut sahabatnya menjawab, “Ini agar orang lain bisa
melihat kamu, biar mereka tidak menabrakmu.”
Akhirnya orang buta itu setuju untuk membawa pelita tersebut. Tak
berapa lama, dalam perjalanan, seorang pejalan menabrak si buta.
Dalam kagetnya, ia mengomel, “Hei, kamu kan punya mata! Beri jalan
buat orang buta dong!”
Tanpa berbalas sapa, mereka pun saling berlalu.
Lebih lanjut, seorang pejalan lainnya menabrak si buta.
Kali ini si buta bertambah marah, “Apa kamu buta? Tidak bisa lihat
ya? Aku bawa pelita ini supaya kamu bisa lihat!”
Pejalan itu menukas, “Kamu yang buta! Apa kamu tidak lihat,
pelitamu sudah padam!”
Si buta tertegun..
Menyadari situasi itu, penabraknya meminta maaf, “Oh, maaf,
sayalah yang ‘buta’, saya tidak melihat bahwa Anda adalah orang buta.”
Si buta tersipu menjawab, “Tidak apa-apa, maafkan saya juga atas
kata-kata kasar saya.”
Dengan tulus, si penabrak membantu menyalakan kembali pelita yang
dibawa si buta. Mereka pun melanjutkan perjalanan masing-masing.
Dalam perjalanan selanjutnya, ada lagi pejalan yang menabrak orang
buta kita.
Kali ini, si buta lebih berhati-hati, dia bertanya dengan santun,
“Maaf, apakah pelita saya padam?”
Penabraknya menjawab, “Lho, saya justru mau menanyakan hal yang
sama.”
Senyap sejenak.
secara berbarengan mereka bertanya, “Apakah Anda orang buta?”
Secara serempak pun mereka menjawab, “Iya.,” sembari meledak dalam
tawa.
Mereka pun berupaya saling membantu menemukan kembali pelita
mereka yang berjatuhan sehabis bertabrakan.
Pada waktu itu juga, seseorang lewat. Dalam keremangan malam,
nyaris saja ia menubruk kedua orang yang sedang mencari-cari pelita tersebut.
Ia pun berlalu, tanpa mengetahui bahwa mereka adalah orang buta.
Timbul pikiran dalam benak orang ini, “Rasanya saya perlu membawa
pelita juga, jadi saya bisa melihat jalan dengan lebih baik, orang lain juga
bisa ikut melihat jalan mereka.”
Friends... Pelita melambangkan terang kebijaksanaan.
Membawa pelita berarti menjalankan kebijaksanaan dalam hidup. Pelita, sama
halnya dengan kebijaksanaan, melindungi kita dan pihak lain dari berbagai aral
rintangan (tabrakan!).
Si buta pertama tadi mewakili mereka yang terselubungi kegelapan batin, keangkuhan,
kebebalan, ego, dan kemarahan. Selalu menunjuk ke arah orang lain, tidak sadar
bahwa lebih banyak jarinya yang menunjuk ke arah dirinya sendiri. Dalam
perjalanan “pulang”, ia belajar menjadi bijak melalui peristiwa demi peristiwa
yang dialaminya. Ia menjadi lebih rendah hati karena menyadari kebutaannya dan
dengan adanya belas kasih dari pihak lain. Ia juga belajar menjadi pemaaf.
Penabrak pertama mewakili orang-orang pada umumnya, yang kurang
kesadaran, yang kurang peduli. Kadang, mereka memilih untuk “membuta” walaupun
mereka bisa melihat.
Penabrak kedua mewakili mereka yang seolah bertentangan dengan
kita, yang sebetulnya menunjukkan kekeliruan kita, sengaja atau tidak sengaja.
Mereka bisa menjadi guru-guru terbaik kita. Tak seorang pun yang mau jadi buta,
sudah selayaknya kita saling memaklumi dan saling membantu.
Orang buta kedua mewakili mereka yang sama-sama gelap batin dengan
kita. Betapa sulitnya menyalakan pelita kalau kita bahkan tidak bisa melihat
pelitanya. Orang buta sulit menuntun orang buta lainnya. Itulah pentingnya
untuk terus belajar agar kita menjadi makin melek, semakin bijaksana.
Orang terakhir yang lewat mewakili mereka yang cukup sadar akan
pentingnya memiliki pelita kebijaksanaan.
Sudahkah kita sulut
pelita dalam diri kita masing-masing? Jika sudah, apakah nyalanya masih terang,
atau bahkan nyaris padam? JADILAH PELITA, bagi diri kita sendiri dan sekitar
kita.
Sebuah pepatah berusia 25 abad mengatakan: “Sejuta pelita dapat
dinyalakan dari sebuah pelita, dan nyala pelita pertama tidak akan meredup.
Pelita kebijaksanaan pun, tak kan pernah habis terbagi” http://www.emotivasi.com/category/cerita-motivasi/
Bunga Mawar

Suatu ketika, ada seseorang pemuda yang
mempunyai sebuah bibit mawar. Ia ingin sekali menanam mawar itu di kebun belakang
rumahnya. Pupuk dan sekop kecil telah disiapkan. Bergegas, disiapkannya pula
pot kecil tempat mawar itu akan tumbuh berkembang. Dipilihnya pot yang terbaik,
dan diletakkan pot itu di sudut yang cukup mendapat sinar matahari. Ia
berharap, bibit ini dapat tumbuh dengan sempurna.
Disiraminya bibit mawar itu setiap
hari. Dengan tekun, dirawatnya pohon itu. Tak lupa, jika ada rumput yang
menganggu, segera disianginya agar terhindar dari kekurangan makanan. Beberapa
waktu kemudian, mulailah tumbuh kuncup bunga itu. Kelopaknya tampak mulai
merekah, walau warnanya belum terlihat sempurna. Pemuda ini pun senang, kerja
kerasnya mulai membuahkan hasil. Diselidikinya bunga itu dengan hati-hati. Ia
tampak heran, sebab tumbuh pula duri-duri kecil yang menutupi tangkai-tangkainya.
Ia menyesalkan mengapa duri-duri tajam itu muncul bersamaan dengan merekahnya
bunga yang indah ini. Tentu, duri-duri itu akan menganggu keindahan mawar-mawar
miliknya.
Sang pemuda tampak bergumam dalam hati,
“Mengapa dari bunga seindah ini, tumbuh banyak sekali duri yang tajam? Tentu
hal ini akan menyulitkanku untuk merawatnya nanti. Setiap kali kurapihkan,
selalu saja tanganku terluka. Selalu saja ada ada bagian dari kulitku yang
tergores. Ah pekerjaan ini hanya membuatku sakit. Aku tak akan membiarkan
tanganku berdarah karena duri-duri penganggu ini.”
Lama kelamaan, pemuda ini tampak enggan
untuk memperhatikan mawar miliknya. Ia mulai tak peduli. Mawar itu tak pernah
disirami lagi setiap pagi dan petang. Dibiarkannya rumput-rumput yang menganggu
pertumbuhan mawar itu. Kelopaknya yang dahulu mulai merekah, kini tampak merona
sayu. Daun-daun yang tumbuh di setiap tangkai pun mulai jatuh satu-persatu.
Akhirnya, sebelum berkembang dengan sempurna, bunga itu pun meranggas dan layu.
http://www.emotivasi.com/category/cerita-motivasi/ Friends... Jiwa manusia itu seperti pada kisah tadi. Di dalam setiap jiwa, selalu ada ‘mawar’ yang tertanam. Allah SWT yang menitipkannya kepada kita untuk dirawat. Allah SWT yang meletakkan kemuliaan itu di setiap kalbu kita. Layaknya taman-taman berbunga, sesungguhnya di dalam jiwa kita, juga ada tunas mawar dan duri yang akan merekah.
Namun, banyak dari kita yang hanya
melihat “duri” yang tumbuh. Banyak dari kita yang hanya melihat sisi buruk dari
kita yang akan berkembang. Kita sering menolak keberadaan kita sendiri. Kita
kerap kecewa dengan diri kita dan tak mau menerimanya. Kita berpikir bahwa
hanya hal-hal yang melukai yang akan tumbuh dari kita. “Kita menolak untuk menyirami” hal-hal baik yang sebenarnya telah
ada. Dan akhirnya, kita kembali kecewa, kita tak pernah memahami potensi yang
kita miliki.
Banyak orang yang tak menyangka, mereka
juga sebenarnya memiliki mawar yang indah di dalam jiwa. Banyak orang yang tak
menyadari, adanya mawar itu. Kita, kerap disibukkan dengan duri-duri kelemahan
diri dan onak-onak kepesimisan dalam hati ini. Orang lain lah yang kadang harus
menunjukannya.
Jika kita bisa menemukan “mawar-mawar”
indah yang tumbuh dalam jiwa itu, kita akan dapat mengabaikan duri-duri yang
muncul. Kita, akan terpacu untuk membuatnya akan membuatnya merekah, dan terus
merekah hingga berpuluh-puluh tunas baru akan muncul. Pada setiap tunas itu,
akan berbuah tunas-tunas kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, yang akan memenuhi
taman-taman jiwa kita. Kenikmatan yang terindah adalah saat kita berhasil untuk
menunjukkan diri kita tentang mawar-mawar itu, dan mengabaikan duri-duri yang
muncul.
Semerbak harumnya akan menghiasi
hari-hari kita. Aroma keindahan yang ditawarkannya, adalah layaknya ketenangan
air telaga yang menenangkan keruwetan hati. Mari, kita temukan “mawar-mawar”
ketenangan, kebahagiaan, kedamaian itu dalam jiwa-jiwa kita. Mungkin, ya,
mungkin, kita akan juga berjumpa dengan onak dan duri, tapi janganlah itu
membuat kita berputus asa. Mungkin, tangan-tangan kita akan tergores dan
terluka, tapi janganlah itu membuat kita bersedih nestapa.
Biarkan mawar-mawar indah itu merekah dalam hatimu. Biarkan kelopaknya memancarkan cahaya kemuliaan-Nya. Biarkan tangkai-tangkainya memegang teguh harapan dan impianmu. Biarkan putik-putik yang dikandungnya menjadi bibit dan benih kebahagiaan baru bagimu. Sebarkan tunas-tunas itu kepada setiap orang yang kita temui, dan biarkan mereka juga menemukan keindahan mawar-mawar lain dalam jiwa mereka. Sampaikan salam-salam itu, agar kita dapat menuai bibit-bibit mawar cinta itu kepada setiap orang, dan menumbuh-kembangkannya di dalam taman-taman hati kita.
Lingkungan Mempengaruhi
Suatu ketika seorang pria menelepon Norman Vincent Peale. Ia
tampak sedih.Tidak ada lagi yang dimilikinya dalam hidup ini. Norman mengundang
pria itu untuk datang ke kantornya.
“Semuanya telah hilang. Tak ada harapan lagi,” kata pria itu.
“Aku sekarang hidup dalam kegelapan yang amat dalam. Aku telah
kehilangan hidup ini”.
Norman Vincent Peale, penulis buku “The Power of Positive
Thinking”, tersenyum penuh simpati.
“Mari kita pelajari keadaan anda,” katanya Norman dengan lembut.
Pada selembar kertas ia menggambar sebuah garis lurus dari atas ke
bawah tepat di tengah-tengah halaman. Ia menyarankan agar pada kolom kiri pria
itu menuliskan apa-apa yang telah hilang dari hidupnya. Sedangkan pada kolom
kanan, ia menulis apa-apa yang masih tersisa.
“Kita tak perlu mengisi kolom sebelah kanan,” kata pria itu tetap
dalam kesedihan.
“Aku sudah tak punya apa-apa lagi.”
“Lalu kapan kau bercerai dari istrimu?” tanya Norman.
“Hei, apa maksudmu? Aku tidak bercerai dari istriku. Ia amat
mencintaiku!”
“Kalau begitu bagus sekali,” sahut Norman penuh antusias.
“Mari kita catat itu sebagai nomor satu di kolom sebelah kanan
“Istri yang amat mencintai”.
“Nah, sekarang kapan anakmu itu masuk penjara?”
“Anda ini konyol sekali. Tak ada anakku yang masuk penjara!”
“Bagus! Itu nomor dua untuk kolom sebelah kanan “Anak-anak tidak
berada dalam penjara.” kata Norman sambil menuliskannya di atas kertas tadi.
Setelah beberapa pertanyaan dengan nada yang serupa, akhirnya pria
itu menangkap apa maksud Norman dan tertawa pada diri sendiri.
“Menggelikan sekali. Betapa segala sesuatunya berubah ketika kita
berpikir dengan cara seperti itu,” katanya.
Kata orang bijak, bagi hati yang sedih lagu yang riang pun
terdengar memilukan. Sedangkan orang bijak lain berkata, sekali pikiran negatif
terlintas di pikiran, duniapun akan terjungkir balik. Maka mulailah hari dengan
selalu berfikir positif.
Friends..
tuliskanlah hal-hal
positif yang Kita pernah dan sedang miliki dalam hidup ini, bebaskan
pikiran-pikiran kita dari hal-hal negatif yang hanya akan menyedot energi
negatif dari luar diri kita. Dengan berfikir positif kehidupan ini akan terasa
amat indah dan tidaklah sekejam yang kita bayangkan. Objek-objek yang berada di
sekitar kita akan sangatlah tergantung dari bagaimana cara kita memandang dan
mempersepsikannya. Lingkungan kita adalah Pikiran Kita. Lingkungan akan berbuat positif kepada kita, jika kita mempersepsikannya
baik, sebaliknya Lingkungan akan berbuat negatif kepada kita ketika kita
mempersepsikan sebaliknya.
Lee Myung Bak

Coba bayangkan fakta yang dialami oleh Lee pada masa kecilnya ini.
Jika sarapan, ia hanya makan ampas gandum. Makan siangnya, karena tak punya
uang, ia mengganjal perutnya dengan minum air. Saat makan malam, ia kembali
harus memakan ampas gandum. Dan, untuk ampas itu pun, ia tak membelinya.
Keluarganya mendapatkan ampas itu dari hasil penyulingan minuman keras.
Ibaratnya, masa kecil Lee ia harus memakan sampah.
Terlahir di Osaka, Jepang, pada 1941, saat orangtuanya menjadi
buruh tani di Jepang, ia kemudian besar di sebuah kota kecil, Pohang, Korea.
Kemudian, saat remaja, Lee menjadi pengasong makanan murahan dan es krim untuk
membantu keluarga. “Tak terpikir bisa bawa makan siang untuk di sekolah,”sebut
Lee dalam otobiografinya yang berjudul “There is No Myth,” yang diterbitkan
kali pertama pada 1995.
Namun, meski sangat miskin, Lee punya tekad kuat untuk menempuh
pendidikan tinggi. Karena itu, ia belajar keras demi memperoleh beasiswa agar
bisa meneruskan sekolah SMA. Kemudian, pada akhir 1959, keluarganya pindah ke
ibukota, Seoul, untuk mencari penghidupan lebih baik. Namun, nasib orangtuanya
tetap terpuruk, menjadi penjual sayur di jalanan. Saat itu, Lee mulai lepas
dari orangtua, dan bekerja menjadi buruh bangunan. “Mimpi saya saat itu adalah
menjadi pegawai,” kisahnya dalam otobiografinya.
Lepas SMA, karena prestasinya bagus, Lee berhasil diterima di
perguruan tinggi terkenal, Korea University. Untuk biayanya, ia bekerja sebagai
tukang sapu jalan. Saat kuliah inilah, bisa dikatakan sebagai awal mula titik
balik kehidupannya. Ia mulai berkenalan dengan politik. Lee terpilih menjadi
anggota dewan mahasiswa, dan telibat dalam aksi demo antipemerintah. Karena
ulahnya ini ia kena hukuman penjara percobaan pada 1964.
Vonis hukuman ini nyaris membuatnya tak bisa diterima sebagai
pegawai Hyundai Group. Sebab, pihak Hyundai kuatir, pemerintah akan marah jika
Lee diterima di perusahaan itu. Namun, karena tekadnya, Lee lantas putar otak.
Ia kemudian membuat surat ke kantor kepresidenan. Isi surat bernada sangat
memelas, yang intinya berharap pemerintah jangan menghancurkan masa depannya.
Isi surat itu menyentuh hati sekretaris presiden, sehingga ia memerintahkan
Hyundai untuk menerima Lee sebagai pegawai.
Di perusahaan inilah, ia mampu menunjukkan bakatnya. Ia bahkan
kemudian mendapat julukan “buldozer”, karena dianggap selalu bisa membereskan
semua masalah, sesulit apapun. Salah satunya karyanya yang fenomonal adalah
mempreteli habis sebuah buldozer, untuk mempelajari cara kerja mesin itu. Di
kemudian hari, Hyundai memang berhasil memproduksi buldozer.
Kemampuan Lee mengundang kagum pendiri Hyundai, Chung Ju-yung.
Berkat rekomendasi pimpinannya itu, prestasi Lee terus melesat. Ia langsung
bisa menduduki posisi tertinggi di divisi konstruksi, meski baru bekerja selama
10 tahun. Dan, di divisi inilah, pada periode 1970-1980 menjadi mesin uang
Hyundai karena Korea Selatan tengah mengalami booming ekonomi sehingga
pembangunan fisik sangat marak.
Setelah 30 tahun di Hyundai, Lee mulai masuk ke ranah politik
dengan masuk jadi anggota dewan pada tahun 1992. Kemudian, pada tahun 2002, ia
terpilih menjadi Wali Kota Seoul. Dan kini, tahun 2007, Lee yang masa kecilnya
sangat miskin itu, telah jadi orang nomor satu di Korea Selatan. Sebuah
pembuktian, bahwa dengan perjuangan dan keyakinan, setiap orang memang berhak
untuk sukses.
Keberhasilan
hidup Lee, mulai dari kemelaratan yang luar biasa hingga menjadi orang nomor
satu di Korea Selatan, adalah contoh nyata betapa tiap orang bisa merubah
nasibnya. Jika orang yang sangat miskin saja bisa sukses, bagaimana dengan
kita? Mulailah dengan keyakinan,
perjuangan, dan kerja keras, maka jalan sukses akan terbuka bagi siapapun. http://www.emotivasi.com/category/cerita-motivasi/