- Home »
- Profesor VS Pelaut
Unknown
On Selasa, 12 November 2013
Ada kisah mengenai pelaut tua dan seorang professor. Ini terjadi
di zaman ketika orang orang masih bepergian dari satu Negara ke Negara lain
menggunakan kapal laut, sebelum era penerbangan murah seperti zaman sekarang.
Profesor ini hendak pergi dari Sidney ke San fransisco utk memberikan kuliah
tamu.
Pada malam pertama di atas kapal, usai bertolak dari Sydney,
Profesor barusan mendapat makan malam luar biasa menyenangkan di aula
perjamuan, lalu ia pergi ke dek untuk menghirup udara segar laut. Ketika
berjalan di dek, ia melihat seorang pelaut tua yg tengah bersandar di pinggiran
kapal, menatap ke samudra di bawahnya.
Ia memutuskan untuk bercakap cakap dgn pelaut ini, karena meski
kelihatannya pekerjaan sebagai pelaut ini sederhana, namun pria ini pasti telah
mengarungi samudra selama waktu yg sangat lama. Pasti ia telah mempelajari
sesuatu yg berguna. Professor selalu ingin meningkatkan limpahan pengetahuannya
yang ia pikir sebagai makna hidupnya. Ia menghampiri pelaut itu dan berkata,”
Pak tua, sudah berapa lama Anda melaut?”
Pelaut menjawab,” Sejak masih bocah, sekitar umur tiga belas,” Luar biasa!” kata Profesor,”Anda pasti tahu bahwa di lautan yg kita arungi ini ada begitu banyak kehidupan. Sebagai pelaut yg telah banyak makan asam garam, Anda pasti pakar dalam ilmu biologi kelautan, mengenai semua hewan yg menggantungkan hidupnya pada samudra di bawah kita ini, berikut semua arus dan terumbu karangnya. Mari kita berbincang mengenai oceanologi, ilmu kelautan.”
Pelaut menjawab,” Sejak masih bocah, sekitar umur tiga belas,” Luar biasa!” kata Profesor,”Anda pasti tahu bahwa di lautan yg kita arungi ini ada begitu banyak kehidupan. Sebagai pelaut yg telah banyak makan asam garam, Anda pasti pakar dalam ilmu biologi kelautan, mengenai semua hewan yg menggantungkan hidupnya pada samudra di bawah kita ini, berikut semua arus dan terumbu karangnya. Mari kita berbincang mengenai oceanologi, ilmu kelautan.”
Pelaut bingung,” Haa? Emang laut ada ilmunya?”
“Apa?! “seru professor,” bertahun tahun di laut anda tidak pernah
membaca buku atau belajar mengenai isi samudra di bawah Anda?”
“Nggak lho” kata pelaut.”Anda sudah menyia nyiakan waktu Anda!”
tukas professor seraya melangkah pergi dgn rasa kesal pada pria tua ini yang
telah menghabiskan hidupnya di samudera tanpa pernah mempelajari mengenainya..
Besok malamnya, professor mendapat makan malam yg sangat lezat
lagi sehingga hatinya sangat baik. Jadi ketika ia berjalan di dek utk kedua
kalinya, lagi lagi si pelaut tua sedang berjaga di sana. Kali ini si pelaut
sedang memandangi bintang bintang.
Kebetulan pula bahwa ini pun salah satu hobi professor :
astronomi. Ia berpikir,”Ah , sudahlah. Pria tua malang ini mungkin tidak tahu
banyak mengenai oceanologi, namun ia pasti tahu mengenai astronomi.Di zaman sebelum ada GPS, begitulah cara kita
mengarungi lautan tanpa tersesat- dengan panduan bintang. Maka ia mendekati
pelaut tua itu,”saya minta maaf soal kemarin malam. Anda mungkin tidak banyak
tahu mengenai oceanologi, namun berani taruhan Anda pasti tahu mengenai
astronomi, yg kebetulan hobi saya juga. Coba lihat rasi bintang Beruang Besar
disana!”
Pelaut itu terkesiap,”Beruang Besar apaan?” Itu! Bintang itu… di
langit utara sana!” tunjuk professor,” Anda pasti tahu astronomi, itu kan yg
memandu arah kapal kita!”Pelaut bingung,”Saya tidak tahu Anda omong apa.Kapten
yg tahu soal beginian, bukan saya.”Apa?!” lengking Profesor,”Bertahun tahun di laut, melihat langit di
atas, Anda tidak pernah peduli belajar astronomi? Anda menyia nyiakan hidup
saja !” Profesor pun melangkah dengan muak.
Pada malam ketiga, koki membuat makan malam yg luar biasa lezat,
sehingga membuat suasana hati professor itu begitu nyaman. Ketika ia pergi ke
dek, malam itu begitu indah, udara laut sepoi, semerbak, segar, sampai professor
membatin,” Ya, sudahlah, aku akan memberinya kesempatan lagi.” Rupanya ia
adalah professor di bidang meteorologi.
Ia menyadari bahwa para pelaut mungkin tidak tahu soal ilmu
kelautan atau ilmu perbintangan, namun mereka pasti tahu soal cuaca. Sebab cuaca
meliputi pola dan tenaga angin yang mendorong kapal, serta mengenai badai yang
bisa menenggelamkan kapal, jadi cuaca pasti mutlak dipahami pelaut tua ini.
Ia menghampirinya dan berkata,” Maafkan saya. Sungguh saya minta
maaf. Perangai saya jelek sekalu dua malam terakhir ini. Saya telah salah
menilai Anda. Anda mungkin tak tahu menahu soal oceanologi atau astronomi, tapi
saya yakin Anda pasti tahu soal meteorology, mengenai angin, cuaca yang bisa
menghancurkan atau mendorong kapal ini ke tujuan.”
“meteor apa?! Kata pelaut.”Angin dan badai..” curiga
professor.”saya tidak tahu apa apa. Saya Cuma pelaut biasa.” Ujar pelaut dengan
lugunya. Murkalah professor,”Apaaaa?! Tolol! Dungu!Begoo! Bertahun tahun di
laut! Betapa sia sianya! Kau sia siakan seluruh hidupmu! Profesor pergi dan
bersumpah tak akan pernah bicara dengan orang bodoh itu lagi.”
Malam keempat di laut, ia tidak hadir ke aula perjamuan untuk
makan malam karena malam itu samudra mengamuk. Professor mabuk laut, menaruh
apa pun dalam perutnya hanya akan langsung keluar lagi, jadi ia istirahat saja
dalam kabinnya.
Malam makin larut, badai makin parah. Ia sampai bisa merasakan
kapal makin bergoyang. Ia bisa merasakan gelombang laut menampar kapal dari
jendela kabin. Sungguh cuaca malam itu sangat buruk. Ketika badai mencapai
puncaknya pada tengah malam. Ia mendengar suara tabrakan, dentuman besar! Ia
merasa takut. Setelah bunyi keras itu, sesaat hanya ada keheningan, diikuti
suara orang berlarian dan kegaduhan di luar pintu kabinnya. Panik, ia membuka
pintu dan coba tebak siapa yang sedang berlari di luar sana?
Si pelaut tua. Si pelaut tua itu berhenti sesaat, berpaling
kearah professor dan berkata,”Pak professor, selama bertahun tahun Anda hidup,
pernahkah Anda belajar berenang?”” Emm… tidak ada…” lirih professor.”Sia sia
sekali hidup Anda ! Kapal ini akan tenggelam!” seru pelaut.”Wahai professor tua
tolol, boleh saja belajar astronomi, oceanologi, atau meteorology, tapi yang
paling penting untuk diketahui seorang pelaut adalah cara berenang.”
Friends.. hal yang paling penting diketahui dalam hidup, bukanlah
mengetahui soal elektronika, mobil, teknologi TAPI bagaimana menjaga kepala
tetap di atas permukaan air di dalam arus dan gelombang ketidakpastian hidup.
Sudahkah kamu belajar berenang semisal kapalmu tenggelam? Ketika kamu kehilangan seluruh
hartamu, bursa saham jatuh,
ditinggalkan pasangan, ditinggal mati orang tersayang? Jika belum, maka kecewa
dan duka akan meneggelamkanmu.
Hmmm.. Lalu apa sih yang dimaksud “berenang”???
Mengetahui bagaimana cara untuk peduli, berwelas asih, mengetahui apa yang benar-benar penting dalam hidupmu. Pada saat itu, kamu tidak akan pernah
tenggelam.
Arti kehidupan akan kita rasakan saat kepedulian dan
keikhlasan kita lakukan. Coba aja deh friends !!!
-----Cinta kasih dan welas asih ini adalah apa yang membuka pintu
hati menuju kenyataan antara
kehidupan dan kematian-----
http://iphincow.com/tag/cerita-motivasi/